Tafsir Al-Qadhi Al-Baidhawi wa Ma'ahu Hashiyat As-Suyuthi Dar Al-Lubab wa Maktabah Al-Irsyad 12 Jilid


Tafsir Al-Qadhi Al-Baidhawi wa Ma'ahu Hashiyat As-Suyuthi Dar Al-Lubab wa Maktabah Al-Irsyad

Tafsir Al-Baidhāwī yang dikenal dengan nama «Anwār at-Tanzīl wa Asrār at-Ta'wīl» (Cahaya Penurunan dan Rahasia Penafsiran), bersama dengan Hāsyiyah As-Suyūṭī yang diberi nama «Nawāhid al-Abkār wa Syawārid al-Afkār» (Pikiran-pikiran Jelas dan Gagasan-gagasan Cemerlang).

Kitab ini pertama kali ditahqiq (diverifikasi/diedit) berdasarkan empat naskah manuskrip berharga, sebagiannya ditulis dengan tangan oleh dua Imam, yaitu At-Taftāzānī dan Al-Khayyālī, dan di antaranya terdapat naskah yang disalin dari naskah sahih yang telah dibandingkan dengan aslinya (ditulis) dengan tulisan tangan penulis (muṣannif), dan di antaranya ada naskah yang ditulis pada masa hidup penulis (semoga Allah merahmatinya).

Tafsir ini dicetak secara lengkap untuk pertama kalinya, ditahqiq berdasarkan tiga naskah manuskrip, salah satunya ditulis pada masa hidup penulis, dan di atasnya terdapat tulisan tangan beliau di banyak tempat.

Tafsir Al-Baidhāwī adalah nama umum untuk tafsir yang bernama «Anwār at-Tanzīl wa Asrār at-Ta'wīl», yang disusun oleh Imam Syekh al-Islām Qāḍī al-Quḍāt Nāṣir ad-Dīn Al-Baidhāwī (wafat 685 H). Kitab ini adalah salah satu tafsir terpenting yang mendapat penerimaan luas dari mayoritas Ahlussunnah, karena isinya mencakup berbagai disiplin ilmu yang memuat banyak keunggulan tafsir-tafsir lain. Oleh karena itu, kitab ini mendapat perhatian, syarah (penjelasan), dan diajarkan di lembaga-lembaga ilmu agama, dari ujung India hingga Maghrib al-Aqṣā (Maroko), terutama di Al-Azhar Mesir dan Az-Zaitūnah di Tunisia selama beberapa abad. Ia merupakan salah satu kitab tafsir yang paling terkenal, paling komprehensif dalam pendapat, paling mudah diakses, dan paling jelas ungkapannya, meskipun ringkas dan padat. Kitab ini dianggap sebagai salah satu kitab induk tafsir bi ar-ra'yi (dengan akal/ijtihad) di kalangan Ahlussunnah wal Jamā'ah.

Tafsir ini menjadi masyhur dan diterima oleh para ulama, tersebar luas di berbagai wilayah, dan para ulama sibuk dengannya dengan cara mengajar, mengajarkan, dan membuat syarah (penjelasan). Ia terus diajarkan di Al-Azhar dan lembaga ilmu lainnya selama berabad-abad.

Kitab ini adalah kitab yang agung kedudukannya dan tidak perlu dijelaskan lagi keunggulannya. Di dalamnya, Al-Baidhāwī meringkas dari:

  • Tafsir Al-Kassyāf tentang i'rāb (tata bahasa), ma'āni (makna), dan bayān (retorika).
  • Tafsir Al-Kabīr (Ar-Rāzī) tentang ḥikmah (filsafat) dan kalām (teologi).
  • Tafsir Ar-Rāghib al-Iṣfahānī tentang isytiqāq (etimologi), misteri hakikat, dan isyarat-isyarat halus.

Beliau juga menambahkan apa yang dihasilkan oleh pemikiran jernihnya sendiri berupa sudut pandang yang rasional (ma'qūlah) dan interpretasi yang dapat diterima (maqbūlah). Maka, tafsir beliau mengandung berbagai disiplin ilmu dengan jalan yang sulit dan berbagai jenis kaidah dengan metode yang beragam.

Kemudian, kitab ini dianugerahi penerimaan yang baik oleh mayoritas ulama dan tokoh terkemuka, sehingga mereka fokus mempelajarinya dan membuat ḥāsyiyah (catatan kaki/anotasi) atasnya. Ada yang membuat catatan hanya pada satu surat, ada yang menulis pada beberapa tempat, dan ada pula yang membuat ḥāsyiyah lengkap (taḥsyiyah tāmma).

Di antara ḥāsyiyah yang pertama:

  1. Ḥāsyiyah Abū Bakar Ibn aṣ-Ṣā'igh al-Ḥanbalī (wafat 714 H) yang bernama «Al-Ḥusām al-Māḍī wa Īḍāḥ Ghawāmiḍ al-Qāḍī»; yang mengandung banyak ilmu dan faedah.
  2. Ḥāsyiyah Syekh Muḥammad bin Qurrah Mullā al-Khusrawānī (wafat 785 H); dianggap sebagai salah satu komentar terbaik dan terkuat.
  3. Ḥāsyiyah Muḥammad bin Muḥammad bin 'Abd ar-Raḥmān al-Qāhirī asy-Syāfi'ī (Ibn Imām al-Kāmiliyyah) (wafat 864 H); ini adalah ḥāsyiyah yang panjang, terkenal, dan digunakan oleh banyak orang.
  4. Ḥāsyiyah Syekh aṣ-Ṣiddīqī al-Kāzarūnī (wafat 940 H); di dalamnya beliau menyertakan banyak sekali raqā'iq (kelembutan hati) dan hakikat. (Telah dicetak di Teheran dan Al-Maimanīyyah).
  5. Ḥāsyiyah Muḥammad bin asy-Syekh al-'Ārif billāh Muṣliḥ ad-Dīn al-Qūjawī yang terkenal dengan Syekh Zādah (wafat 951 H); ini adalah salah satu ḥāsyiyah yang paling bermanfaat, paling banyak faedahnya, dan paling mudah ungkapannya, ditulis sebagai bentuk penjelasan dan klarifikasi dalam 8 jilid, kemudian beliau ringkas. (Telah dicetak di Būlāq).
  6. Ḥāsyiyah Al-Qāḍī 'Abdul Ḥakīm as-Siyālkūtī (wafat 1067 H). (Telah dicetak di Konstantinopel).
  7. Ḥāsyiyah Syekh al-'Allāmah Syihāb ad-Dīn Aḥmad bin Muḥammad al-Khafājī al-Miṣrī (wafat 1069 H) yang bernama «'Ināyat al-Qāḍī wa Kifāyat ar-Rāḍī»; beliau mengumpulkan intisari ḥāsyiyah lain, berfaedah, dan unggul. (Telah dicetak di Būlāq).
  8. Ḥāsyiyah Ismā'īl bin Muḥammad bin Muṣṭafā al-Qūnawī (wafat 1195 H); disusun atas permintaan Sultan 'Abdul Ḥamīd, dicetak di Konstantinopel.

Tafsir ini juga mendapat perhatian besar dari orientalis Jerman, Fleiṣcher, yang mencetaknya di Leipzig dari tahun 1844 M hingga 1848 M. Fall, orientalis Jerman lainnya, membuat indeks komprehensif untuk cetakan ini, yang dicetak di Leipzig pada tahun 1878 M.


DOWNLOAD
Tafsir Al-Qadhi Al-Baidhawi wa Ma'ahu Hashiyat As-Suyuthi Dar Al-Lubab wa Maktabah Al-Irsyad
تفسير القاضي البيضاوي ومعه حاشية السيوطي دار اللباب ومكتبة الإرشاد

Post a Comment

0 Comments